Minggu, 22 November 2009

Temanku Masih TK

Saat ini saya sudah berumur lebih dari 25 tahun. Makin tambah umur, makin banyak juga teman. Mulai dari teman kantor, teman semasa sekolah, bahkan teman yang kenal lewat internet yang sampai sekarang belum tahu seperti apa wajahnya.

Tapi dari sekian banyak teman,ada satu teman yang cukup menyita waktu saya akhir-akhir ini. Dia Robby, temen kantor dimana saya bekerja ...


Robby adalah lelaki sederhana, pendiam, dan memiliki etos kerja yang bagus. Ketika teman-temen yang lain ramai membicarakan dan membeli barang yang sedang trend, Robby memilih menabungkan gajinya. Ketika temen-temen di kantor sibuk membicarakan Boss yang agak sedikit "lebay", Robby memilih untuk duduk di depan komputer mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya belum saatnya untuk dikerjakan. Itulah Robby, dari pada mendengarkan informasi tekini tentang technologi seperti HP, Camera, dia lebih suka memnghabiskan waktunya sendiri dengan memetik senar gitar. Baginya belanja barang seperti HP baru, Camera adalah pemborosan.

Waktu itu satu dari kantor cabang kita sedang memerlukan layar untuk kebutuhan kita presentasi di depan client. Untuk kota besar seperti Jakarta, mencari layar sebesar itu bukanlah hal yang sulit. Pimpinan kantor cabang itu adalah Rani. Dia gadis yang agresif, penuh perhatian, dan kadang kurang nyambung kalau diajak bicara ketika dia bahagia atau sebaliknya. Tapi sebagai perempuan, Rani termasuk wanita yang luar biasa. Dengan semua sifat keibuannya, dia juga sering kali berkorban demi teman-temnnya. Seperti bulan Januari lalu, dia rela tidak meminta ganti motornya yang raib diambil maling dalam keadaan tugas kantor.

Sebelum menjadi seorang Robby sekarang, dia pernah menjalani seseorang dari bawah. Bagian penyediaan saranapun pernah dia duduki. Bahkan kata boss kami, Robbylah olah yang paling expert di dunia logistik, yang lain belum ada yang sebagus dia. Tapi karena yang menangani cabang lain belum ada, maka Roby harus meninggalkan jabatannya sebagai logistik dan mengemban tugas sebagai pimpinan di Cabang baru yang baru berdiri 5 bulan ini.

Karena Rany tidak memiliki banyak waktu, akhirnya dia putuskan untuk membeli layar sendiri. Baginya hanya membeli layar adalah hal yang gampang....

DISISI LAIN ....

Entah apa yang terjadi sama Roby ketika mendengar bahwa Rani membeli layar sendiri tanpa minta bantuan Roby. "Lho, apa urusannya beli layar dengan ngajak dia?"...gerutu Rani. "toch, dia tidak sebagai logistik lagi".
Kabar tersiar kalau Roby, marah (mungkin kata yang tepat bukan marah, tapi ngambek). Selama satu bulan Rani tidak pernah disapanya. Semua orang ikut bingung, permasalahannya ketika dua pimpinan cabang tidak saling menyapa bagaimana dengan koordinasi ke depannya. Selidik punya selidik, Roby bukan marah karena dilangkahi kemampuannya dalam pengadaan logistik. Dia hanya pengen menunjukkan perhatiannya kepada Rani. Karen Rani adalah wanita idamannya selama bertahun-tahun. Roby belum bisa mengungkapkan selama ini, dia lebih baik memendam perasaan itu dan lebih seneng ngambek ketika ada hal yang tidak berkenan baginya.

Untuk mereda kemarahannya, akhirnya semua karyawan dimintai uang, untuk membelikan balon dan permen. Aku tahu, Roby tidak bakal marah lagi ketika ku kasih balon sama permen. Karena dia masih TK ......

BERSAMBUNG ...

Comments :

1
adhani mengatakan...
on 

malam pak. saya seneng lho baca catatan bapak yang ini. ceritanya menarik. waktu saya baca, saya sampe senyum2 sendiri lho pak. tapi kok bersambung ya?? cerita selanjutnya apa pak?? ditunggu ya pak. hehe.. terima kasih :)

Posting Komentar

Advertisements


Masukkan Code ini K1-1D53Y5-4
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Produk SMART Telecom
 

Copyright © 2009 by Catatan Mang Fido

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger