Senin, 30 November 2009

Saya Tahu Siapa Dia

Dalam rapat perdana di sebuah perusahaan, saya mencoba mengajukan beberapa konsep produk yang menurut saya pribadi sangat marketable. Ternyata hampir semua pendapat dan konsep yang saya ajukan mendapatkan respon yang positif dari teman-teman. Belum selesai saya menjelaskan keseluruhan konsep, tiba-tiba pimpinan memotong pembicaraan saya dan berkata “Kalau mau mengeluarkan ide, kita harus mengenal dulu produk, pasar, kelemahan dan kekuatan kita.” Semua peserta rapat terdiam. “Bukannya tadi sudah saya paparkan semua yang ibu maksud?, dan kenapa ketika saya belum selesai berbicara, ibu sudah memotong pembicaraan saya?” Itulah kata-kata yang hendak saya sampaikan, tapi sedikitpun tidak terucap karena SAYA SEDIKIT MENGENAL SIAPA DIA.

Setiap bulan pimpinan selalu mengontrol setiap kegiatan oprasional, termasuk biaya pengeluaran. Hal yang pertama dilihat adalah pembiayaan telepon yang menurutnya setiap saat membengkak. Untuk mencari kambing hitam dalam masalah ini, biasanya seluruh karyawan dikumpulkan atas nama evaluasi dan koordinasi. “Saya heran, kenapa biaya telepon begitu besarnya. Sudah berulang kali saya ingatkan untuk tidak menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi. Kalaupun terpaksa, harus jelas hitungannya dan menggantikan biaya yang dikeluarkan kantor.” Kurang lebih itulah kata-kata yang selalu terucap dari mulut pimpinan ketika pembengkakan biaya terjadi. “Kami menggunakan telepon hanya untuk menghubungi clients dan konfirmasi masalah-maslah urgent. Bukannya ibu dan bapak yang sering menggunakan telepon untuk membicarakan hal-hal yang gak penting dengan mengatasnamakan koordinasi jarak jauh?” Itulah unek-unek dalam hati kami. Tapi kata-kata itu tidak sempat kami utarakan, karena KAMI MENGENAL SIAPA DIA.

Keluar masuknya pegawai di kantor kami memang hal yang biasa. Banyak alasan kenapa mereka keluar. Ada yang merasa tidak nyaman dengan suasana kerjanya, ada yang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, atau bahkan dikeluarkan oleh perusahaan karena ketidakprofesionalan dalam mengemban tugas. Banyak juga yang mengantri untuk bekerja di perusahaan kami, mungkin karena alasan di luar sana sangat susah untuk mencari pekerjaan. Setiap ada salah seorang karyawannya yang resign, pimpinan selalu berkata, “Keluar masuknya karyawan di perusahaan ini adalah hal yang biasa. Bagi kalian jangan terpengaruh dan harus tetap bekerja dengan semangat. Karena pada waktunya yang terbaiklah yang bertahan di perusahaan ini.” Hampir setiap kata dan tanda baca serta intonasi dari pimpinan hampir sama ketika menyampaikan hal yang serupa. “Bukannya yang keluar dari perusahaan ini adalah orang-orang yang terbaik. Atau menurut perusahaan ini orang yang terbaik adalah karyawan yang tidak punya ide dan idealism untuk mengembangkan perusahaan tetapi mau mendengarkan kata-kata pimpinan?.” Lagi-lagi kata-kata itu tidak bisa kami utarakan sama sekali, karena KAMI SANGAT MENGENAL SIAPA DIA.

Comments :

2 komentar to “Saya Tahu Siapa Dia”

emoazy mengatakan...
on 

ouww..ouww siapa diaaa????
new seleb yow??!hhohoho....
yang penting masiy punya sense of human ajj hhihih,,,

Adhani mengatakan...
on 

memangnya DIA yang dimaksud ini siapa?? pemimpin perusahaan, atau orang lain??

Posting Komentar

Advertisements


Masukkan Code ini K1-1D53Y5-4
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Produk SMART Telecom
 

Copyright © 2009 by Catatan Mang Fido

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger